5 Pertanyaan Yang Sering Diajukan Kepada Psikolog Anak

Setiap orang tua pasti peduli terhadap perkembangan putra-putrinya. Saat ini,  tak jarang orang tua yang membawa anaknya untuk berkonsultasi kepada psikolog. Mulai dari yang ingin mengetahui mengenai perkembangan mereka, hingga yang merasa anaknya membutuhkan bantuan psikolog karena mengalami hambatan psikologis.

Berikut ini adalah 5 pertanyaan yang paling sering diajukan kepada psikolog anak saat berkonsultasi beserta sedikit penjelasannya:

1. Apakah anak saya normal?

Banyak orang tua yang datang ke psikolog dengan kekhawatiran ini karena melihat anaknya berbeda dengan anak yang lain. Dalam ilmu psikologi memang ada pedoman atau indikator mengenai perilaku atau kondisi yang dianggap normal, yang mengacu pada rata-rata atau sebagian besar manusia mengalami atau melakukannya. Akan tetapi, apabila kita melihat perbedaan perkembangan pada anak kita, tidak serta merta kita mengatakan ia tidak normal. Perkembangan pada setiap anak dapat berbeda, bahkan pada kakak adik yang mendapat asupan gizi yang sama dan dibesarkan dengan cara yang sama. Karakter, minat, maupun kepribadian tentu dapat berbeda pula antara anak kita dengan temannya di sekolah. Ada pula kondisi psikologis yang mengalami hambatan atau gangguan karena disebabkan oleh kurangnya stimulasi, bukan karena anaknya yang “tidak normal”.

Berbeda dengan di dunia medis, kita dapat menerima istilah sehat dan sakit. Namun istilah normal dan tidak normal (abnormal) di ranah psikologi seringkali berkonotasi negatif dan menimbulkan ketidaknyamanan, sehingga istilah tersebut tidak sering digunakan. Untuk menentukan apakah anak kita mengalami hambatan psikologis, biasanya psikolog akan melihat dari usia dan perilaku/ kemampuan yang ditampilkan di banyak setting.

2. Apa penyebabnya?

Perilaku dan kondisi psikologis kita pada saat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari faktor genetis, biologis, kesehatan, hingga lingkungan. Penting untuk menceritakan secara lengkap riwayat kehidupan anak untuk memperkirakan beberapa kemungkinan penyebab. Tidak hanya riwayat kesehatan namun juga kondisi lingkungan, bagaimana pola asuhnya, dan sebagainya. Pada anak yang lebih besar dan remaja, wawancara langsung juga perlu dilakukan. Umumnya, psikolog juga akan melengkapi pemeriksaan dengan beberapa tes untuk mengambil kesimpulan yang lebih tepat.

3. Jadi ini salah siapa?

Seperti yang kita ketahui, faktor lingkungan punya pengaruh terhadap perkembangan dan kondisi psikologis manusia. Untuk seorang anak, lingkungan mencakup keluarga inti, lingkungan rumah, sekolah, dan seterusnya. Sebagai contoh, bisa saja hambatan psikologis anak disebabkan oleh pola asuh di rumah, atau pengaruh teman-teman, atau interaksinya di sekolah. Seringkali kita akhirnya mencari-cari siapa yang salah atau pihak yang dianggap bertanggung jawab. Sayangnya hal ini justru membuat kita fokus pada kesalahannya, bukan pada penanganannya. Akan lebih baik apabila semua pihak yang terkait dan peduli pada anak, ikut merasa bertanggung jawab agar penanganannya dapat berjalan dengan selaras.

4. Apa solusinya?

Kita berharap akan mendapat solusi saat berkonsultasi dengan psikolog. Namun pada dasarnya seorang psikolog bukan bertugas memberikan solusi, namun membantu kita menguraikan masalah sehingga membuatnya lebih jelas. Setelah itu psikolog dapat memberikan pendapat dan masukan dari sudut pandang keilmuannya. Kita diharapkan aktif terlibat dalam mencari solusi yang paling tepat dengan kondisi anak. Tentu sulit untuk membantu memperbaiki kondisi anak apabila kita tidak turut serta pada penanganannya dan hanya bergantung pada psikolog atau terapis,

5. Apakah anak saya bisa sembuh?

Kondisi psikologis yang dialami anak bukanlah penyakit dan psikolog bukanlah dokter. Apakah kondisi anak akan membaik sangat tergantung pada penanganan yang diberikan, baik oleh orang tua maupun pihak lain yang terlibat. Antibiotik yang diberikan dokter misalnya, harus diminum sesuai takaran dalam waktu tertentu dan setelah itu penyakitnya hampir dipastikan hilang. Sementara penanganan psikologis, meskipun bisa dijabarkan dan dijadwalkan, tetap memerlukan konsistensi dan ketekunan dari berbagai pihak yang terkait.

Adakalanya orang tua merasa terapi atau penanganan yang diberikan tidak membuahkan hasil. Seperti pemeriksaan kesehatan, konsultasi psikologi juga memerlukan second opinion sebagai pembanding atau pertimbangan lain. Harapannya, kita sudah cukup yakin pada saat menentukan penanganan apa yang akan dilakukan.

Itulah beberapa pertanyaan yang kerap ditujukan kepada psikolog anak. Semoga dengan informasi ini, kita sebagai orang tua dapat memaksimalkan sesi konsultasi kita dengan psikolog anak.

WeCreativez WhatsApp Support
Childrencafe melayani kelas, webinar, dan workshop parenting, konsultasi psikologi anak & remaja, serta bentuk kolaborasi lainnya.
? Hi, ada yang bisa kami bantu?